Friday, March 15, 2019

Firt Post - Living in Jogja




Alhamdulilah akhirnya saya kembali menulis lagi. Semoga istiqomah keinginan saya untuk bisa membuat daily blog, aamiin

Untuk post pertama ini, saya ingin bercerita kalau sekarang saya dan keluarga sudah tinggal di Yogyakarta. Setelah hampir 4 tahun lamanya menetap di Palembang, akhirnya koper kami mendarat disini.  Sebenarnya  Pak Suami dan adek Krishna sudah duluan tinggal di Jogja dari bulan Juli, saya nya baru pindah di bulan November. Kenapa kok bias berbeda , ya karena pengajuan saya untuk resign dari kantor masih ditunda. Maklum Pakbos harus mencari pengganti dan tentu saja tidak mudah.

Berbicara ketika kami LDR selama masa transisi, jadi ada beberapa hal lucu, senang, dan sedih. Tiap 2 minggu sekali saya harus bolak balik Palembang-Jogja untuk menengok Krishna.  Dan tentu ini harus ekstra sabar karena hanya ketemu anak selama 3 hari, jadi ketika ketemu Krishna harus maksimal maen2 sama dia. Selama bolak balik ini, saya selalu memaksimalkan bagasi untuk membawa sebagian barang2 rumah ke Jogja (mengirit biaya pindahan, hehehe).  Tiap pulang selalu bawa koper besar, kardus rokok, dan bagasi kabin. Alhamdulilah saat itu Lion Air masih free 20kg bagasi.

Dan menjadi pejuang LDR tuh harus extra hemat, karena tiket pesawat gak ada yang murah, hehehe. Setiap balik Jogja saya selalu naik Lion Air paling malam (dan ini tiketnya sekitar 700rb), untuk baliknya saya biasa pilih penerbangan Senin/Selasa pagi  yaitu Ekpress/ NAM Air (tiketnya sekitar 500rb).  Jadi kalo dhitung2 biaya tiket selama sebulan 2,5-3jt (untuk 2 kali PP)

LDR memang menyita pikiran dan tenaga. Karena itu sebisa mungkin saya menghindari hal tsb, walaupun harus ada hal2 yang dikorbankan. Waktu saya akan memutuskan untuk resign, pikiran saya macam2 seperti ada ketakutan nanti tidak punya penghasilan lagi. Namun alhamdulilah ketika mendisusikan semuanya dengan Allah, perasaan lebih tenang dan hati lebih mantab. Rezeki tidak akan pernah tertukar, dan Allah akan membukakan pintu rezeki yang lainnya bagi saya. Dan yang selalu saya ingat bahwa kodrat saya sebagai Ibu adalah mendidik anak2, jadi saya harus mengesampingkan duniawi tersebut. Insyaallah menjadi Ibu , gajinya langsung dari Allah dan keberkahannya lebih berlimpah. aamiin



0 comments:

Post a Comment